25/03/2009

Bakrie Telecom Jual 543 Menara BTS

Rencana PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) untuk menjual 543 menaranya mendapatkan persetujuan dari para pemegang sahamnya pada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan dari penjualan menara tersebut, perseroan mentargetkan perolehan dana sebesar Rp 380,22 miliar.

Harga tersebut merupakan harga minimum untuk 123 menara greenfield senilai Rp 115,62 miliar dan 420 menara rooftop senilai Rp 264,6 miliar.


''Saat ini proses penawaran tengah berlangsung dan diikuti oleh 6 tower providers dan diharapkan proses ini akan tuntas pada akhir tahun 2008,'' kata Anindya N Bakrie, Direktur Utama PT Bakrie Telecom Tbk, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (17/12).
Adapun keenam perusahaan yang mengajukan penawaran adalah Solusi Tunas Pratama, Tower Bersama, Protelindo, Retower, Padi Mekatel dan Powertel. Dengan demikian manajemen Bakrie Telecom membantah pemberitaan mengenai masuknya Sinarmas sebagai salah satu calon investor pembeli menara BTEL seperti yang diberitakan di media massa.
Dana penjualan menara akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure). Belanja modal tersebut sebagian didapatkan dari right issue senilai Rp3 triliun yang telah dilakukan pada kuartal pertama 2008, kemudian 50% sisanya melalui skema vendor financing dan kas internal perseroan.
''Melalui penjualan ke-543 menaranya, Bakrie Telecom akan lebih fokus pada kegiatan penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi sehingga upaya peningkatan kualitas layanan pada pelanggan juga makin intensif,'' ujar Anindya.
Apalagi iklim persaingan usaha di industri telekomunikasi akan berlangsung semakin sengit sehingga mendorong perseroan untuk terus menciptakan nilai tambah bagi pelanggannya
Langkah Bakrie Telecom ini juga untuk memenuhi ketentuan mengenai penggunaan menara bersama sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo Republika Indonesia No. 02/PER/M.Kominfo/3/2008 tertanggal 17 Maret 2008 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Menara Bersama Telekomunikasi.
Dalam laporan keuangan perusahaan kuartal ketiga yang disampaikan ke Bapepam dan Bursa Efek Indonesia, pendapatan bersih Bakrie Telecom tumbuh 82, 8% (year on year) dari Rp 848,8 miliar di kuartal ketiga 2007 menjadi Rp 1,551 triliun di periode yang sama di tahun 2008 ini. Sedangkan pendapatan kotor perusahaan naik 80,5 % dari Rp 1,106 triliun di kuartal ketiga 2007 menjadi Rp 1,997 triliun kuartal ketiga 2008.
Pencapaian di pendapatan perusahaan ini ditunjukkan pula pada catatan EBITDA (Earnings Before Interest, Depreciation & Amortization) untuk kuartal pertama 2008 sebesar Rp 582,0 miliar atau tumbuh 64,3% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 354,1 miliar.
Sementara laju pertumbuhan pelanggan sebesar 122,1%, dan ini merupakan variabel yang menyumbang cukup signifikan pada pencapaian positif kinerja keuangan PT Bakrie Telecom Tbk pada kuartal ketiga ini.
“Dari tahun-ke tahun terjadi lonjakan pertumbuhan pelanggan dari posisi 2,9 juta pelanggan di kuartal ketiga 2007 menjadi 6, 5 juta pelanggan di periode yang sama tahun ini. Sementara jika dilakukan perhitungan year to date, jumlah pelanggan Bakrie Telecom selama 9 bulan di tahun 2008 ini meningkat 2,7 juta atau tumbuh sebesar 71,5%,” katanya.Dengan melihat laju pertumbuhan tersebut, Anindya mengaku optimis target Bakrie Telecom untuk mendapatkan 7 juta pelanggan di akhir tahun dapat terlampaui.
Selain itu upaya perseroan untuk memperluas wilayah layanan secara nasional terus berlanjut. Setelah menyelesaikan pembangunan jaringan di 47 kota pada akhir bulan Juli 2008 maka dalam 3 bulan terakhir Esia & Wifone telah menambah 8 kota lagi sehingga total jumlah kota yang dilayani berjumlah 55 kota pada akhir September 2008.
Ke 8 kota baru tersebut meliputi meliputi Binjai, Tenggarong, Boyolali, Pariaman, Tegal, Purwokerto, Kediri dan Pontianak. Melalui tambahan daerah baru di berbagai kota di Sumatera, Jawa dan Kalimantan.

0 komentar:

Post a Comment